Masyarakat Menulis
Beranda » Berita » Ikhlas : Perdamaian dengan Cinta Saling Berpelukan, Hancurkan Kesombongan & Egoisme

Ikhlas : Perdamaian dengan Cinta Saling Berpelukan, Hancurkan Kesombongan & Egoisme

Ilustrasi perdamaian/net

Oleh : Gafar Uyub Depati Intan

Ikhlas, hanya 6 (enam) hurup dalam Bahasa Indonesia, sangat mudah diucapkan. Tak banyak orang mau mempelajari dan mendalaminya, karena manusia diberi Nafsu, egois, merasa hebat, merasa gagah, merasa kuat tanpa mengingat resikonya bila digunakan, bukan pada tempatnya, “ jalan kebenaran ?” itulah manusia, ketika akal (Otaknya) tidak digunakan  secara jujur untuk meraih (mewujudkan kebenaran), ia akan bertindak liar (arogan) ?.

Ketika akal, (Otaknya) bertindak secara emosional , “kemarahan membabi buta” ia bisa berubah secara fisik bak binatang buas, menindas kaumnya sendiri.
Nafsu, yang tak terkendalikan, (Egoisme) berlebihan mengalahkan rasionalisasi. Antara lain perkelahian secara fisik.
Sebabnya ber-macam-macam, bisa dari perbedaan pendapat, dari hal-hal yang kecil, dan terkadang sepele memunculkan egoisme (nafsu) secara berlebihan, “puncaknya adu fisik dan kekuatan yang bermuara kerugian bagi kedua belah pihak, dan bisa melibatkan pihak lain, Saksi yang berpihak, Saksi neteral (apa adanya). Dan saksi yang memberatkan.
Saksi yang berpihak, para saksi yang punya kepentingan pribadi, dan Saksi yang neteral (tidak berpihak), ia menginginkan kebenaran itu lahir untuk Kebenaran, bukan untuk dipuja dan dipuji-puji, Ia takut hanya pada tuhannya Allah SAW, bagi  umat Islam.
Dalam menjalani proses kehidupan ini, terutama dalam bernegara (menjalani) hidup ini, ada tiga hal yang sering kita temukan, pertama masalah yang terjadi.Apa saja?
Kedua tanggapan dari pihak yang di untungkan (pemenang) secara fisik (adu kuat), dan yang ketiga Solusi (Jalan keluarnya) yang sering di abaikan, kedua belah pihak mengklaim kebenaran ditangannya.
Tidak sadar apa yang dilakukan, merugikan kedua belah pihak, (orang per-orang atau kelompok tertentu), apa lagi yang berkelahi pemimpin mereka. Bagaimana generasi muda (anak muda)   kita membacanya,….???
Dalam sengketa dan silang pendapat, pilihan terbaik duduk satu meja, membahas dan mengkaji yang sudah terjadi, terhadap buruk-baiknya akibat yang ditimbulkan.
Maka diajurkan berada dalam Solusi (jalan keluarnya) yang sama menguntungkan, dan tercipta rasa keadilan.
Dengan kesadaran yang tinggi, mari kita menuju perdamaian, hidup berdampingan satu dengan lainnya, yang kuat melindungi yang lemah, yang kaya membantu yang miskin.
Yang cerdas (pintar) jangan membodoh-bodohi  yang bodoh (buta hurup).
Memang semua ini tidak mudah dilakukan, namun jika kedua belah pihak dengan ikhlas dan kesadaran, semua menjadi mudah bila dilakukan sungguh-sungguh.
Egoisme (Nafsu) yang tinggi dan kotor, bisa mengalahkan rasionlisasi seketika. Itu memang, kehendaknya Syaitan, Iblis, Jin dan tangan-tangan Jahil anak manusia, yang setiap saat, dikehendaki Syaitan dan Iblis yang tanpa batas menggoda anak manusia tanpa henti, “syaitan musuh nyata bagi banyak penceramah menjelaskan “ pada kita semua.
Sebelum tulisan ini ditutup, pandangan untu yang kaya (merasa kaya), janganlah hartamu itu jadi barang untuk kesombongan, dan bagi yang kuat jangan jadikan kekuatanmu secara fisik melukai yang lemah.
Kaya, kuat dan lemah, hanya dalam hitungan detik Allah yang maha esa (Allah SWT) bagi kita yang percaya adanya tuhan (Allah) , akan bisa Tuhan mengakhirinya
Penulis merujuk pada fakta yang pernah di alami sendiri. Ternyata kuat, kaya tidak selama hidupnya bisa bertahan. Demikian juga yang lemah dan miskin, ada saatnya Allah, mengangkat harkat dan martabat hidupnya lebih baik dan berkecukupan.
Selamanya, ada dalam kodratnya Allah SWT (Tuhan yang Maha Esa). Bagi saudara dimana pun berada, yang pernah adu kuat (adu jotos) di jalanan tanpa wasit, segeralah kembali ke perdamaian, disitulah kita akan menikmati, hidup damai dan berdampingan satu sama lainnya, akan indah.
Penutup, semua kita punya masa lalu yang indah, buruk dan kotor, mari kita lupakan dan tinggalkan untuk selamanya Dan ciptakan masa terkini yang terbaik bisa memberi manfaat pada orang lain. Jika belum cukup  untuk kita dan anak keluarga serta lingkungan.
Ikhlas wujud nyata manusia merendahkan diri dihapan tuhannya, didunia  hidup damai dan berdampingan satu sama lainnya.
Kubur dan henyahkan penyakit “dengki dan Sak dan Wasangka” karena itu bujuk dan Godaannya Syaitan dan Iblis serta tangan-tangan jahil anak manusia.
Jika tulisan ini,  mengusik perasaan tidak baik, bagi siapapun penulis mohon di maafkan. Wasalam.
Penulis / Editor : Ketua DPD-KWRI Prop. Bengkulu, Pempred Beo.co07.co.id, Pengamat masalah Kemiskinan Pedesaan dan masalah Sosial Kemanusiaan, tinggal di Bengkulu, Kota Curup.
BACA JUGA :  Penyerapan Anggaran Melambat : Benarkah Dana Mengendap ?
× Advertisement
× Advertisement