Opini Perjuangan
Beranda » Berita » BWSS VI PROPINSI JAMBI : BANGUN 10-AN TERSIER DI KERINCI & KOTA SUNGAI PENUH, SEBAGIAN GAGAL CAPAI AZASMANFAAT?

BWSS VI PROPINSI JAMBI : BANGUN 10-AN TERSIER DI KERINCI & KOTA SUNGAI PENUH, SEBAGIAN GAGAL CAPAI AZASMANFAAT?

“PENGGELONTORAN DANA JANGAN JADI AJANG KORUPSI

Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Propinsi Jambi dibawah Kementerian PUPR RI Ditjen Sumber Daya Air (SDA), BWSS VI Jambi mengelola banyak kegiatan antara lain, Daerah Irigasi, Sungai antar Propinsi, Danau, dengan anggaran Ratusan miliyaran rupiah, banyak kegiatan dan besarnya tanggungjawab dan yang akan digunakan bisa mencapai triliyunan rupiah dari APBN. Termasuk mengelola kegiatan P3[TGAI melibatkan Kelompok Tani berbasis  Padat Karya, T.A. 2025 Kabupaten Kerinci mendapat 24 paket dan Kota Sungai Penuh 16 paket tahap pertama. Menimbulkan banyak masalah? Atas kinerja pihak ketiga.

Dari jumlah tersebut diatas sebagian besar diduga “gagal” capai azas manfaat? 

Kegagalan itu, diduga tanpa perencanaan yang benar, Survei dan Konstruksi yang baik dibawah pengawasan  yang benar, kapan disurvei masyarakat mengaku merasa tidak dilibatkan?.

Mereka tahu akan adanya kegiatan TPM (Tenaga Masyarakat Pendamping), Camat dan Kades pun tidak tahu, seperti Tersier yang dibuat di Desa Tanjung Muda Kecamatan Rawang, Kota Sungai Penuh. Menghabskan dana satu lokasi lebih kurang Rp200 juta, dikalikan 39 lokasi, lebih kurang menghabiskan dana Rp. 7, 8 miliyar, pada tahap pertama.

Dengan berbagai alasan, pengerjaannya dipihak ketigakan dengan mengabaikan berbasis Padat Karya, mengikutkan masyarakat setempat untuk bekerja, sehingga buruh harian di setiap desa yang mendapat kegiatan pembangunan Tersier, tidak diikutkan bekerja hampir semua desa tenaga kerja didatangkan dari desa lain oleh pihak ketiga yang mendapatkan pekerjaan.

Pembangunan Irigasi Tersier  melalui P3-TGAI(Tata Guna Air Irigasi), BWSS VI Jambi, temuan dilapangan berpariasi antara lain: Penggunaan batu Gunung bukan Batu Air (kali), Campuran Semen Pasir tidak seimbang, patut diduga Satu berbanding banyak (Banyak Pasir dikit Semennya) bukti belum berumur satu bulan sudah banyak bangunan pelapis Tersier yang hancur. Dan ada juga Tersier tanpa air dan sangat kecil airnya, tidak sampai kedalam petak Sawah. Airnya ada setelah ada    hujan deras. Dan ada lagi Tersier baru sudah dikerjakan hancur kembali, karena dikerjakan asal jadi?.

BACA JUGA :  Mengejar 200 Penunggak Pajak 60 T Yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap

Gagalnya sebagian pembangunan Tersier Irigasi secara fisik dan teknis, olah pihak ketiga diduga semata mencari keuntungan pribadi, otomatis gagal mendistribusikan air kedalam Petak Sawah.

Berikut adalah langkah-langkah membangun Irigasi Tersier yang benar :

  1. Tahap perencanaan dan survei Survei lokasi : Lakukan survei terhadap lahan yang akan dialiri air. Penting untuk memahami topografi, jenis tanah, dan ketersediaan sumber air.
  2. Identifikasi sumber air : Pastikan jaringan irigasi sekunder atau sumber air lainnya tersedia dan berfungsi dengan baik. Air untuk saluran tersier biasanya disadap dari bangunan sadap di saluran sekunder.
  3. Rancang tata letak saluran : Rancang posisi saluran pada elevasi tertinggi di petak tersier agar air dapat mengalir secara gravitasi. Buat skema jaringan yang mencakup saluran pembawa (tersier), saluran kuarter, dan saluran pembuang. Gunakan alat bantu seperti aplikasi pemetaan (misalnya, ArcGIS atau Google Earth) untuk memetakan area secara akurat.
  4. Hitung kebutuhan air : Analisis kebutuhan air di area tersebut, dengan mempertimbangkan pola tanam, curah  hujan,  dan jenis tanah. Ini akan membantu menentukan dimensi saluran yang tepat.
  5. Partisipasi petani: Libatkan perkumpulan petani pemakai air (P3A) ditempat lain ada yang menyebut KP2A (Kelompok Petani Pemakai Air) sejak awal perencanaan karena mereka yang bertanggung jawab dan mengelola jaringan tersier. 

 Tahap desain dan dimensi

  1. Tentukan dimensi saluran : Sesuaikan lebar, tebal, dan tinggi saluran dengan spesifikasi teknis dan kondisi di lapangan. Jika air mengalir dengan kecepatan tinggi, pertimbangkan penggunaan lapisan beton, batu, atau bata.
  2. Rancang bangunan bagi : Rencanakan penempatan boks tersier dan boks kuarter untuk mengatur pembagian air ke setiap petak. Setiap petak kuarter harus dilayani oleh satu bangunan bagi.
  3. Buat saluran pembuang : Pastikan ada saluran pembuang yang efektif untuk mengalirkan kelebihan air dari petak sawah. Saluran pembuang tersier harus terhubung dengan jaringan pembuang utama. 
BACA JUGA :  P3TGAI KERINCI & KOTA SUNGAI PENUH : Abaikan Azas Manfaat, Pihak Ke 3 Menuai Rupiah?

 Tahap konstruksi

  1. Pembersihan lahan : Lakukan pembersihan dan perataan lahan sesuai dengan rencana tata letak yang telah dibuat.
  2. Galian saluran : Gali saluran sesuai dengan dimensi yang sudah ditetapkan. Hindari galian yang terlalu dalam atau tanggul yang terlalu tinggi untuk menekan biaya konstruksi.
  3. Pemasangan bahan pelapis (opsional) : Jika diperlukan, pasang pelapis seperti beton atau ferosemen untuk mengurangi kebocoran dan memperpanjang umur saluran. Meskipun biayanya lebih tinggi, ini mengurangi biaya pemeliharaan jangka panjang.
  4. Pembangunan bangunan bagi : Bangun boks tersier dan kuarter, termasuk pintu air jika diperlukan, untuk mengendalikan aliran air.
  5. Pembangunan saluran pembuang : Bangun saluran pembuang yang akan mengalirkan air sisa irigasi keluar dari area persawahan.
  6. Tahap operasional dan pemeliharaan Uji coba : Setelah konstruksi selesai, lakukan uji coba pengaliran air untuk memastikan jaringan berfungsi dengan baik dan tidak ada kebocoran.
  7. Penyediaan dan pembagian air : Lakukan pengaturan air dengan rotasi atau metode lain yang disepakati oleh P3A, untuk memastikan pembagian air yang adil dan merata.
  8. Pemeliharaan rutin: Jaringan irigasi tersier harus dipelihara secara rutin, termasuk pengerukan lumpur, perbaikan tanggul, dan perbaikan bangunan yang rusak.
  9. Evaluasi kinerja : Lakukan evaluasi berkala untuk menilai efisiensi dan efektivitas jaringan irigasi, serta mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. 

Ketentuan Nyaris semua tidak sesuai dengan fakta yang di hasilkan pengerjaan P3-TGAI Kerinci dan Sungai Penuh termasuk di Kabupaten Kerinci 24 paket dan Kota Sungai Penuh 16 paket, 11 paket diantaranya di Kecamatan Rawang, 5 paket di Kecamatan Tanah Kampung dan Kecamatan Kumun Debai, tahap pertama. Diarahkan 11 Palet Kecamatan Rawang, patut di curigai melibatkan oknum TPM dalam menentukan lokasi, dan bermain dengan pihak ketiga, dengan mengabaikan kelompok dan menghilangkan basis Padat Karya di setiap Tersier yang  diambil pihak ketiga.   

BACA JUGA :  BUPATI AZHARI : LEBONG MAU DIBAWA KEMANA ?

Ruslan, Ketua Umum LSM Cakrawala Nusantara  dalam Orasi, di BWSS VI Jambi beberapa waktu lalu, disampai pada Tim OPINI Perjuangan, Beo07.co.id, Sabtu, 25 Oktober 2025 intinya menyampaikan terkait dengan jawaban dari pihak BWSS VI Jambi  tidak berdasarkan fakta dilapangan,, yang mana berdasarkan laporan dari Cakrawala, bahwa pekerjaan P3 TGAI Kerinci- Sungai Penuh tidak menggunakan Batu Kali, tapi Batu Kapur/ Batu Gunung, dan yang lebih parah pekerjaan tersebut sebagian dikerjakan oleh perpanjangan tangan oknum Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, yang bernama “Kurniadi, Rona, dan Rengki, Kelompok Tani hanyalah formalitas.

“Selesai menyampaikan orasi, LSM Cakrawala Nusantara, di ajak diskusi dan disambut  langsung oleh Perwakilan BWSS VI , yakni ibu Ayu, selaku PPK OP SDA, dalam dialog tersebut kami dari Cakrawala, menantang adu data, sesuai dengan temuan kami di lapangan, bahwa  Proyek P3 -TGAI Kerinci s Sungai Penuh, gagal  konstruksi, dan sarat akan kepentingan oknum,” tegas Ruslan.

“Jika di biarkan selain merugikan negara, juga  merugikan masyarakat, khusunya Petani Pemakai Air, ketika kami memperlihatkan temuan kami di lapangan, pihak  BWSS VI Jambi tak  berkutik,” dan katanya akan segera menindak lanjuti, dan sampai sekarang tidak ada tindak lanjut dari BWSSVI Jambi, tentunya dalam hal ini kami berkesimpulan bahwa telah terjadi konsfirasi berjamaah antara BWSS VI dan oknum DPR RI dari Fraksi PAN, dan perpanjangan tangannya yakni “Kurnia,Rona, serta Rengki,” ungkapnya.

Sejauh ini, Tim belum berhasil konfirmasi dengan 3 oknum anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan Jambi, secara Independen. (***** / Tim).

(Redpel,staf/jajarannya minta maaf bila terdapat kesalahan diluar kemampuan akal khilaf dan lupa).

 

× Advertisement
× Advertisement