AMPUN YA ALLAH, SUDAH LAMA HAMBA TERJEBAK BADAI KOTORNYA DUNIA


Apa yang ku kerjakan kemaren, Tidak membuat aku malu hari ini, itulah Bahagia bagiku.
Bila banyak pihak tidak sependapat itu hal yang wajar. Karena masing-masing kita, punya Nafsu dan akal, boleh saja punya pendapat lain, kata Gafar Uyub Depati Intan, akrap disapa “Bang Ayub” itu.
Menurut bang Ayub, berdasarkan data, bukti, yang dilihat langsung dan didengar, didunia ini tidak ada yang abadi, hidup ini panggung persinggahan, Fanna, permainan Nafsu dan akal, sehat dan sembrono, tergantung masing-masing orang, hamba allah (hambaTuhan) menyikapinya.
Khusus Umat Islam, Allah jalan kembali. Allah yang maha segalanya, (menciptakan apa yang dia mau, dan dia pula yang mengakhirinya, setiap yang dihidupkannya pasti mati.
Sebelum Nafas berhenti (dicabut), kembalilah kepadanya, (Allah), meminta ampunan, bersujud dan mengakui ke dzoliman (kejahatan / dosa) yang dilakukan selama ini, lewat Nafsu dan akal yang sangat suka berbuat bohong, tanyakan pada diri, hati kita masing-masing, “iya atau tidak ?”
Karena nafsu dan akal licik dan kotor tidak mau mengakui kebenaran, Ia berjalan dan bekerja,semata untuk menguasai sesuatu dengan menggunakan cara, “Nafsu busuk, haram dan Hantam,” keberhasilannya menguasai harta, tahta dan wanita, serta lainnya dianggap kemenangan, itulah badai duniawi, kata bang Ayub, mengutif keterangan gurunya.
Saya, lanjut bang Ayub, merasa hdup dalam kedzoliman selama ini, ya allah hanya pada engkaulah tempat hamba menyembah, dan pada engkaulah tempat hamba meminta pertolongan, tidak ada yang lain.
Hamba kembali pada engkau ya allah dalam keadaan berlumur dosa, ya allah berilah hamba ampunan, karena engkaulah yang hamba akui maha segalanya.
Hamba sudah lama terjebak dalam sandiwaranya dunia, yang Fanna ini. Ampun-ampun ya Allah.
Dengan mengucapkan, Bismillahirrahmanirrahim, (Allah maha pengasih lagi maha penyayang), hanya pada engkau tempat hamba menyembah dan meminta pertolongan.
“SURGA DAN NERAKA” Telah hamba rasakan didunia ini, apa lagi setelah kematian, tergantung engkau ya allah di neraka mana hamba ditempatkan?. (*****) – Penulis Hamba Allah yang lemah.



