Daerah Jambi
Beranda » Berita » Ipda AMDANI SUYITNO, S. Pd, IDE DAN GAGASAN : KITA TINGKATKAN PEMBANGUNAN UMAH ADAT UHANG EMPAT JENIS KERINCI & SUNGAI PENUH

Ipda AMDANI SUYITNO, S. Pd, IDE DAN GAGASAN : KITA TINGKATKAN PEMBANGUNAN UMAH ADAT UHANG EMPAT JENIS KERINCI & SUNGAI PENUH

Bupati Kerinci, Monadi, S. Sos., M. Si dan Walikota Sungai Penuh, Alfin, SH

“Patungan Masyarakat Kerinci & Kota Sungai Penuh, Rp. 100.000,- / KK, Mampu Memperindah Bangunan Umah Adat Uhang Empat Jenis dan Berfungsi Normal”

Ipda  Amdani Suyitno, SPd, menanggapi minimnya dana untuk pemeliharaan, “Umah Adat Uhang Empat Jenis” milik masyarakat Suku Bangsa Kerinci, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, saya terkejut dan terharu membaca berita yang ditayangkan Mediaonline Beo07.co.id, 11 Oktober 2025 lalu, harus ada solusi (jalan keluarnya) yang positif untuk meningkatkan pembangunannya, bersih, indah, dan berfungsi, (memberi azasmanfaat) bagi masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh, kata Amdani yang disampaikan ke redaksi media ini, Via Whatsappwebnya dan wawancara langsung.
Menjawab pertanyaan Beo07.co.id, Amdani Depati Ninik Mamak “Rajo Liko” Sko Anak Batino Asli Siulak Deras, menjelaskan “Kita harus kompak dengan cara gotong royong (patungan) untuk mendapatkan dana  meningkatkan pembangunan Umah Adat uhang Empat jenis milik kita bersama masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh, agar bisa difungsikan seratus persen, tanpa kendala berarti, ujarnya.
Kita ramai-ramai (bersama-sama)  tahap pertama menyumbang secara ikhlas perkepala keluarga (kk) Rp. 100.000,- terkecuali masyarakat yang sangat miskin, tidak diharuskan, (untuk makan saja mereka kesulitan) harus di bebaskan.
Kita harus menghitung dengan cermat (teliti) Kabupaten Kerinci terdiri dari 285 desa dan 2 kelurahan, jumlahnya 287 desa dan kelurahan. Harus diketahui secara pasti berapa ribu jumlah kepala keluarganya (KK) X Rp100.000,- =Rp,…………….?
Demikian juga masyarakat Kota Sungai Penuh, berapa kepala keluarga (kk), Desa dan Kelurahan di kali Rp. 100.000,- / kk, jika dua daerah ini sepakat, kompak bisa menghasilkan uang miliyaran rupiah, mungkin lebih dari cukup untuk membenahi Umah Uhang Adat Empat Jenis, untuk dirawat, dipelihara dan di kembangkan, nilai-nilai budayanya Suku Bangsa Kerinci, di Umah Adat Uhang Empat Jenis, papar Amdani.
Dan uang ini digunakan secara transparan untuk membangun kembali/ merehabilitasi, agar bersih, indah, rapi, dan siap dengan Listrik, dan air nya steril dan tidak macet, ini langkah pertama, jelasnya.
Jika kita kompak masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh, bisa menghasilkan uang miliyaran rupiah, guna merehab, memelihara, melestarikan, menjaga nilai-nilai budaya Kerinci yang relevan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, dan tidak tergerus dari akarnya, yang telah menanamkan nilai-nilai Kesopanan, dan beradab.
Langkah kedua (2), untuk jangka menengah (kedua), kita butuh dana pemeliharaan rutin dan operasional, masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh, dengan kesadaran patungan (gotong royong) penyediaan dana cukup per-kk (kepala keluarga) Rp.10.000,- (Sepuluh ribu rupiah) pertahun di kalikan jumlah KK, kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, untuk membayar tenaga yang menunggu (menjaga) Kebersihannya, merawat dan melaporkan kendala (kesulitan) dilapangan.
Dan jumlah tenaga penjaga gedung harus berimbang jika yang dibutuhkan 6 (enam) orang misalnya, tiga (3) dari Kabupaten Kerinci dan tiga (3) dari Kota Sungai Penuh, dan tidak boleh sepihak. Dan nilai jasa yang dibayarkan sama jumlahnya dan adil.
Sebelum dilakukan gerakan kerja keras dan kerja nyata, maka Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, harus membentuk Peraturan Daerah (Perda) yang sah, agar uang yang dipungut Rp100.000,- / kk, tidak menjadi Pungli (Pungutan Liar), melawan Hukum?
Menurut Amdani Depati Rajo Liko, menguraikan selain membentuk Perda, Pemda Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh, harus membentuk Tim Kerja dan Penanggungjawab, terdiri dari Ketua / Wakil Ketua, Sekretaris / Wakil Sekretaris dan satu (1) orang Bendahara.
Demikian juga untuk tingkat desa, cukup 5 (lima) orang. Dengan Ketuanya khusus di desa Ketua Adat setempat, bukan dari pemerintahan.
Semua Uang yang dikumpulkan harus di kirim ke Rekening Rumah Adat Uhang Empat Jenis, atas nama dua (2) orang tokoh Adat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, *satu dari kabupaten dan satu dati Kota).
Seluruh uang di buktikan pengirimannya melalui resi Bank tempat rekening dibuat (dibuka), missalnya di Bank Daerah Jambi, kalau bukan Bank lainnya.
Dan berikut harus di bentuk Badan Pengawas Keuangan Umah Adat Uhang Empat Jenis, (yang tugas semata melakukan pengawasan), tidak boleh melakukan (mencampur adukan), dengan tugas yang lainnya.
Jadi pemerintah daerah Kabupaten Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh di mohon untuk membantu kelancarannya, dengan bantuan dana APBD Pemdakab Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh, sesuai kemampuan.
Dan pada tahap pertama, belum ada vinansial untuk petugas kerja, semata hanya pengabdian dan kerja ikhlas, untuk pengadaan dana gotong royong dan patungan.
Ditahap pertama tentu berat, butuh dana banyak untuk merenovasi ulang gedung (Umah Adat Uhang Empat Jenis), agar jadi kebanggaan Suku Bangsa Kerinci, dalam dan luar negeri untuk semua kegiatan positif, dalam mengembangkan nilai buya dan agama serta menerapkannya, adat dan budaya Kerinci.
Namun setelah Umah Adat Uhang Empat Jenis direhab / diperbaiki, dihitung kembali secara terbuka (transparan) berapa uang yang dihabiskan dan berapa uang yang tersisa wajib di umumkan resmi pada masyarakat luas Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Dan berapa yang tersisa ada dalam Saldo di rekening bank.
Baru dihitung berapa pantas (cukup) untuk membiayai yang jaga Umah Adat Uhang Empat Jenis perbulan / orang. Sehingga Umah ditunggu, di rawat dan dibersihkan dengan baik dan benar.
Dan lalu di hitung berapa uang yang dikeluarkan untuk membayar air dan listrik, jangan sampai menunggak, demikian penjelasan Amdani Depati Rajo Liko, kepada redaksi media ini.

Saran dan masukan : 

Sementara itu, Gafar Uyub Depati Intan, putra asli Kerinci dan pegiat media masa, sependapat dengan Amdani Depati Rajo Liko.
Dan bila kita bersama kompak, untuk merawat dan mengoftimalkan fungsi Umah Adat Uhang Empat Jenis, kita tidak perlu lagi meminta-minta pada kabupaten dan propinsi tetangga, cukup sumbangan dari masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh, dan sumbangan dari masyarakat Perantau Kerinci yang berada di luar daerah dan luar negeri.
Dan penggunaan rumah Uhang Empat Jenis, harus jelas secara positif, misalnya “
  1. Untuk mengembangkan Pengkajian Adat Kerinci (Kaji Adat), adat lamo pusako usang, agar di pelajari Generasi muda Kerinci, tidak hanya batas di ucapkan (retorika belaka) ?
  1. Untuk pengembangan belajar Al-Quran, bagi masyarakat Kabupaten dan Kota seta Generasi muda Kerinci, mereka calon pemimpin masa depan perlu bekal Agama yang kuat, sebagau benteng kepintaran dan kecerdasannya.
  1. Tempat pengkajian para Cerdik Pandai, Cendikiawan, Ilmuan (Akedemisi), mengkaji dan membahas soal apa yang positif bagi perbaikan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, kedepannya.
  1. Pembinaan Generasi muda bidang olah raga, Seni Bela diri dan Budaya, Sastra, Theater, dan hiburan yang positif.
  1. Setelah Gedung (Umah Adat Uhang Empat Jenis) diherab dan berfungsi dengan baik, secara teknis diatur penggunaannya secara benar, mampu memberikan azasmanfaat bagi masyarakat luas, Kerinci dan Kota Sungai Penuh secara bergantian, sesuai jadwal yang dibentuk oleh pengurus Kabupaten, desa dan kelurahan.
  1. Suku Bangsa Kerinci, yang memiliki perdaban tinggi dalam sejarahnya dan melayoe tertua didunia mari kita rawat, kita jaga dan kita manfaatkan untuk kebaikan kedepannya.
  1. Menurut pemantuan saya, sejak di bangun Bupati Kerinci, H. Fauzi Si,in, (dua periode) menjabat, Umah Adat Uhang Empat Jenis, terkesan tidak terawatt dengan baik. Dimana listrik sempat di cabut, pekarangannya sempat kotor dan tidak jelas siapa (pihak) mana yang bertanggungjawab. Soalnya karena tidak ada dana untuk pemeliharaannya.
  1. Kalau memang kita cinta dan bangga dengan Budaya Suku Bangsa Kerinci, mari sama-sama kita rawat dan kita kembangkan budaya Kerinci , yang beradap ini. Jangan sampai terkikis oleh budaya luar, apa lagi dari barat sana ?
Kita sangat khawatir dengan pengaruh negative, baik lewat teknologi, produksi makanan yang dilarang, budaya bebas tanpa batas (pergaulan bebas) tanpa bisa di cegah, karena sudah jadi penyakit  kronis, sulit disembuhkan. Tapa menjaga dan mengembagnkan nilai-nilai perdaban masa silam kembali di masa modern.
Demikian Saran, Masukan dan Pandangan, Gafar Uyub Depati Intan.
Saya sadar betul, tidak semua kita sependapat dengan saran dan masukan dari saya, ini tegas Bang Ayub, tapi setidaknya kita memulai dari ide dan gagasan yang disampaikan ini.

Piknik By : @donigustian.id

Atas segala kekurangan saya, mohon di maafkan, karena sejak oleh Bapak Bupati Kerinci, H Fauzi Si,in (alm), sebuah gagasan besar untuk menghidupkan nilai-nilai budaya Suku Bangsa Kerinci, dirumah Adat Uhang Empat Jenis, Kerinci dan Kota Sungai Penuh, jangan sampai terlupakan ?.
Dan mohon masukan, saran  dari semua pihak, untuk perbaikan kita semua kedepan dalam menyikapi Adat, Budaya, Agama serta perkembangan pembangunan Kerinci dan Kota Sungai Penuh berkelanjutan, bersih, dari anasir kekotoran. ( *** / Redpel ).

Penulis / Editor  : Eluban Rna Intan.  

 

× Advertisement
× Advertisement