

Seharusnya kesempatan bagi masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, Propinsi Jambi yang diberikan dana bagi peningkatan usaha dibidang Pertanian, khususnya sector Pertanian PADI Sawah (Lahan Fungsional), bisa meningkatkan pelayanan dan produksinya setiap Musim Tanam (MT), jika selama ini misalnya 1 hektar hanya bisa mencapai 1, 5 ton s/d 3 ton/ ha, harus ada peningkatan menjadi 5 s/d 7 ton perhektar, dengan kebtuhan air yang cukup, minimal mampu mengairi Sawah Fungsional, 1, 6 Liter Perdetik, daerah lembab.
Dan tidak terjadi sebaliknya, setelah dibangun P3-TGAI. Justru tidak ada peningkatan produksi bagi masyarakat Tani. Dan yang menuai rupiah justru pihak ketiga (yang mengerjakan) secara fisik jaringan dikerjakannya, dengan mengatas namakan “Kelompok Tani.”
Jangan sampai Kelompok Tani selain namanya dipakai, justru jadi korban, tidak mendapatkan air yang cukup.

Lokasi Tanpa, D.I. (Daerah Irigasi) : Banyak sekali dugaan penyimpangan dan kejanggalan dalam penempatan P3 TGAI di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, antara lain terdapat di Desa Sembilan Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, hasil Investigas LSM Cakrawala Nusantara, pembangunan Irigasi tidak ada sumber airnya. Anehnya, kok bisa lolos menjadi kegiatan P3 TGAI, pertanyaannya bagaimana Tim TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM), yang dipakai Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Balai Wilayah Sungai Sumatera VI, bisa menempatkan bangunan P3 TGAI dilokasi tersebut?.
Dugaan kuat tidak akan memberikan azasmanfaat bagi masyarakat (kelompok Tani) di desa tersebut.
Maka pihak BWSS VI Jambi, minimal melakukan inspeksi mendadak (Sidak) melihat secara riil kondisi yang terjadi dilapangan, tidak hanya batas menerima laporan TPM, semua baik-baik saja?.
Kondisi memperihatin juga terjadi di lokasi Desa Koto Padang. Dan berikutnya lokasi Arah Seratus (100), Paling Serumpun, kondisinya diduga lebih parah. Lokasi terletak di lahan Tidur, dengan posisi lebih tinggi dari sumber airnya.
Dalam ilmu Pengairan Elevasi lahan (Sawah) harus lebih rendah dari sumber air, bukannya lahan lebih tinggi dari Posisi Air, tidak mungkin air akan naik keatas (air secara logika selalu mencari titik yang rendah), terkecuali menggunakan teknologi Tenaga Listrik.
Inilah yang di khawatirkan Ruslan Ketua Umum LSM Cakrawala Nusantara pada Tim Penulis OPINI Perjuangan, (Beo07.co.id). Dengan kondisi yang memperihatinkan itu, otomatis Mengabaikan Azasmanfaat, maka pihak TPM diminta pertanggungjawabannya dalam melakukan pengawasan dan pendampingan dilapangan.
Sarana dan prasarana, Percepatan Peningkatan Penggunaan Tata Guna Air Irigasi (P3 TGAI) Tujuan akhirnya untuk meningkatkan hasil produksi murni setiap MT (Musim Tanam), bukan hanya batas ada bekas kerja di lapangan?.

Kondisi memperihatinkan ini, yang dilaporkan Ruslan ke Kementerian PUPR Republik Indonesia, 10 September 2025 lalu kita menginginkan setiap bangunan yang menggunakan anggaran dari Keuangan Negara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 , mampu memberikan azasmanfaat, sebagai tujuan akhir pembangunan, tegas aktivis senior ini pada Tim OPINI Perjuangan, (Beo07.co.id).
Sejauh ini belum diperoleh keterangan resmi dan independen, BWSS VI Jambi, dan Tim TPM (Tenaga Pendampiung Masyarakat). Dan sejauh ini belum diperoleh tanggapan dari Bupati Kerinci, Monadi, serta Walikota Sungai Penuh, Alfin. Sepatar pelaksanaan kegiatan P3 TGAI, yang amburadul (dikerjakan asal jadi) ?.

Penulis / Editor : Gafar Uyub Depati Intan, (Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Wartawan Reformasi Indonesia (DPD-KWRI) Bengkulu, Pempred Beo07.co.idI, Pengamat masalah Kemiskinan Pedesaan dan Sosial Kemanusiaan. Tinggal di Kota Curup.









